http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/issue/feedINTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah2025-02-11T04:19:20+00:00Sutriyonointeleksia.stidalhadid@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Inteleksia: </strong><strong>Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah (JPID)</strong> adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh STID Al-Hadid dengan fokus kajian pengembangan ilmu dakwah berbasis Islam Rasional Kebangsaan (IRK), meliputi bidang: manajemen dakwah, komunikasi penyiaran Islam, pengembangan/pemberdayaan masyarakat Islam, dan bidang dakwah lainnya. Inteleksia JPID terbit dalam format cetak dan online dengan nomor p-ISSN 2686-1178 dan e-ISSN 2686-3367. Jurnal ini diterbitkan oleh STID Al Hadid Yayasan Al Kahfi Surabaya, Jawatimur, Indonesia. Berdasarkan <a href="https://arjuna.kemdikbud.go.id/#/pengumuman/592">SK Dirjen Diktiristek Nomor 79/E/KPT/2023</a>, tanggal 11 Mei 2023, Inteleksia JPID dinyatakan <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/10780"><strong>Terakreditasi Peringkat 4 (SINTA 4)</strong></a> mulai volume 2 nomor 2 tahun 2021 sampai dengan volume 7 nomor 1 tahun 2026.</p>http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/328Perencanaan Kantor Dakwah: Adaptasi Framework Manajemen pada Konteks Organisasi Dakwah2025-01-30T03:20:31+00:00Erdin Sumardiantosumardiantoerdin@gmail.com<p><em>Planning is one of the most crucial management functions for a da'wah organization, including in planning its office. However, conventional planning frameworks are based on the realities of business organizations, which have very different characteristics from da'wah organizations, particularly in managing offices as the base of their activities. Therefore, an adaptation of the planning framework is needed to be compatible with the management needs of a da'wah office. This study aims to adapt the conventional planning framework so it can be applied in planning for da'wah offices. A qualitative approach is used, with a conceptual study and theory adaptation approach. Data is sourced from literature on planning concepts and da'wah office variables. The results of the framework adaptation are: First, the formulation of goals/objectives must align with the supporting role of the da'wah office in achieving the broader goals of the da'wah organization. Second, the mapping of strategic factors for the da'wah office should match its more specific characteristics compared to the broader strategic factors of the organization, covering both physical and non-physical aspects of the office from internal and external environments. Third, the formulation of strategies and implementation plans for the da'wah office should focus on organizing both physical (Buildings, rooms, and facilities) and non-physical aspects of the da'wah office (Organizational culture, instilling da'wah values, and fostering an Islamic environment). </em></p>2024-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Erdin Sumardiantohttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/333Merumuskan Etis Pesan Dakwah Bagi Kreator Konten Dakwah Tiktok2025-01-30T03:20:33+00:00Fenny Mahdaniarfennymahdaniar@stidalhadid.ac.id<p><em>TikTok as new media in preaching has been widely studied for its effectiveness. Nowadays, there’s many preaching content creators on TikTok, especially young millennial preachers. However, along with that, besides being positive in the development of Islamic da'wah, it has challenges related to ethics, likely delivering da'wah messages. This study expected to be an additional consideration for TikTok da'wah content creators in delivering their da'wah messages, so that preaching on TikTok can be more mashlahat and strengthen the Islam’s image as rahmatan lil 'Alamin. This research method is philosophical-normative, with descriptive-analytic-prescriptive approach. The findings of ethical rules consider characteristics of TikTok users who dominated by millennials and gen-Z that has charateristic’s global thinking, creative, critical, instantaneous. Some of the ethical rules formulated include: the content of da'wah video should be argumentative, based on rational facts, current empirical, accompanied by Islamic arguments that can be traced by digital sources. Addition’s audio soundtrack should be supportive with da'wah message, not merely viral. Delivery of da'wah video content with the format of humor, parody, drama or impersonation other preachers, shouldn’t be excessive which can drop credibility of the impersonated preacher. Stitches/reposts should include content links and anticipate the spread of hoaxes.</em></p>2024-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 fenny mahdaniarhttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/341Respon Warganet terhadap Dakwah Dialogis Habib Jafar di Media Sosial2025-01-30T03:24:05+00:00Puri Ismarantiismarantipuri2@gmail.comLuluk Fikri Zuhriyahlulukfikri@uinsby.ac.id<p><em>Perkembangan teknologi digital telah mampu memperluas jangkauan penyebaran pesan dakwah di berbagai patform media sosial, termasuk melalui siaran “Login” yang menggunakan pendekatan dialogis. Dakwah yang menggunakan media sosial mempermudah audiens untuk memberikan respon secara langsung melalui interaksi yang secara cepat bisa digunakan oleh dai (penyelenggara dakwah) maupun mad’uw (audiens). Penelitian ini bertujuan mengkaji respon audiens terhadap dakwah dialogis pada program dakwah “Login” di episode ke-15 tahun 2024. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung terhadap komentar penonton. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kognitif penonton mencerminkan penambahan pengetahuan, terutama dalam toleransi beragama. Respon afektif menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan penonton terhadap dakwah dialogis yang memperluas wawasan dan menjawab permasalahan pemuda. Dari segi konatif, penonton menunjukkan keinginan untuk terus mengikuti dan menunggu episode selanjutnya. Penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan dakwah dialogis mampu menarik perhatian dan memberikan dampak positif bagi audiens atau mad’uw.</em></p>2024-12-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Puri Ismaranti & Luluk Fikri Zuhriyahhttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/299Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid: Studi Peran Aset Komunitas pada Program Sedekah Sampah 2025-01-31T03:29:48+00:00Suciati Suciatisuciati@stidalhadid.ac.id<p><em>This study is motivated by the existence of mosque-based empowerment activities which have been successful for 10 years and involve the majority of residents. Previously, the behavior of the residents of X village was known for committing crimes, not being religious, and being poor. Now, it has changed to frequently going to the mosque and praying in congregation, and being more prosperous because of the funds from empowerment. The Jami Mosque in Yogyakarya is the center for empowerment activities in the form of a waste alms program. The mosque is used for community waste collection and sorting activities, socializing the waste alms program, and distributing compensation funds from the sale of waste. This empowerment succeeded in finding assets and managing assets amidst the community's economic limitations. This study qualitatively describes the management of community assets in waste alms empowerment activities in Kampung X. The theory used is the role of community assets in empowerment. This study is a literature study with data sources in the form of YouTube videos from interviews with empowerment agents and residents. The benefit of this research is that it can be an example for mosques and other villages that have economic limitations, waste can also be used as an empowerment asset to solve community poverty problems.</em></p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Suciati Suciatihttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/312Mobilisasi Aset Komunitas dalam Dakwah Pemberdayaan: Studi Pemberdayaan Pemikiran di Lombok Barat2025-01-31T03:55:33+00:00Sri Dewi Wulandarisridewiwulandari@stidalhadid.ac.id<p><em>Dakwah pemberdayaan membutuhkan mobilisasi aset untuk mendorong pelibatan banyak pihak dan sumber daya dalam memecahkan masalah sosial masyarakat. Mobilisasi aset komunitas merupakan upaya yang terencana dalam melibatkan berbagai aset masyarakat agar mengarah pada tujuan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat melalui program GAMAK, melibatkan berbagai aset komunitas termasuk tokoh agama dan kegiatan keagamaan masyarakat untuk menurunkan angka pernikahan anak yang banyak dialami masyarakat muslim di Lombok Barat. Penelitian ini mendeskripsikan upaya mobilisasi aset komunitas yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menurunkan angka pernikahan anak. Studi dilakukan secara kualitatif pustaka dengan menelusuri berbagai publikasi ilmiah, pemberitaan dan laporan kegiatan. Melalui studi ini diketahui bahwa mobilisasi aset komunitas dalam program GAMAK merupakan suatu tahapan yang berurutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat bersama mitra kerja yang berasal dari organisasi sosial, tokoh masyarakat, tokoh agama dan akademisi. Pelibatan banyak pihak sejak tahap awal merupakan hal penting dalam mobilisasi aset sehingga tahap selanjutnya yang berupaya mencocokkan aset dengan peluang dan pemanfaatan peluang juga berjalan terencana sesuai jangka waktu. Dari studi ini dapat diketahui dalam mobilisasi aset untuk dakwah pemberdayaan pada masyarakat muslim menekankan upaya kesadaran bersama dari berbagai pihak tentang pentingnya tujuan pemberdayaan.</em></p> <p><em> </em></p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Sri Dewi Wulandarihttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/339Strategi Difusi Inovasi Gagasan Kemandirian dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muslim Marginal Perkotaan2025-02-06T04:34:44+00:00Charolin Indah Rosetacharolin@stidalhadid.ac.id<p><em>Dakwah yang berorientasi pada pemberdayaan komunitas muslim marginal di perkotaan ternyata memiliki kompleksitas tersendiri. Kondisi pemiskinan struktural akibat globalisasi dan berkembangnya subkulltur inferioritas dikalangan marginal perkotaan menyulitkan mereka untuk mengadopsi gagasan kemandirian dalam rangka keluar dari belenggu kemiskinan. Apalagi hingga saat ini belum ada satupun studi terdahulu yang membahas terkait penerapan difusi inovasi sehingga program pemberdayaan dapat diadopsi dengan tepat. Oleh karenanya studi ini mengambil fokus kajian pada strategi difusi inovasi gagasan kemandirian yang dikontekstualisasikan dalam norma sistem Islam perkotaan dalam rangka mengembangkan metodologi dakwah bil hal pada komunitas marginal. Berdasarkan atas asumsi tersebut tulisan ini dikembangkan dengan metode pustaka analitik dengan menggunakan kerangka teori Rogers tentang proses difusi inovasi. Adapun hasil studi menemukan bahwa tahapan penyadaran dalam pemberdayaan sejalan dengan proses difusi inovasi pada kalangan marginal dengan mengutamakan pada pemilihan saluran komunikasi interpersonal dan forum media pada tahap pengenalan. Sedangkan pada tahap persuasif, agen perlu bekerjasama dengan tokoh lokal di kalangan marginal untuk membentuk sikap positif terhdap gagasan kemandirian lewat pemanfaatan aset sekitar. Adapun pada tahap keputusan dan konfirmasi agen perlu melakukan pendampingan lewat saluran media sosial dan aksi nyata dalam melaksanakan program pemberdayaan berbasis aset lokal setempat. </em></p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Charolin Indah Rosetahttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/329Perencanaan Strategi Organisasi Dakwah Skala Kecil: Riset Terapan pada Remaja Masjid Baitur Rokhim, Sidoarjo, Tahun 20242025-02-11T04:19:20+00:00Sri Wahyuniyunirasyez@gmail.com<p><em>Perencanaan strategi biasanya diteliti di organisasi bisnis dengan skala besar, sedang di organisasi sosial dakwah skala kecil belum banyak dilakukan. Secara teoritis, perencanaan strategi di organisasi besar dan kecil itu berbeda. Remaja Masjid Baitur Rokhim sebagai organisasi kecil yang mengalami masalah dan perlu rencana strategi yang adaptif, comprehensif, dan solutif. Tujuan studi ini yakni menemukan solusi melalui perencanaan strategi jangka pendek pada Masjid Baitur Rokhim, Sidoarjo tahun 2024. Teori yang digunakan adalah teori perencanaan strategi Harold Koontz dkk. Studi ini merupakan penelitian terapan (applied research) dengan pendekatan kualitatif. Data bersumber dari wawancara, observasi, dan pustaka. Hasil studi: pertama, mengidentifikasi masalah yakni masalah kemampuan dan sikap pengurus serta desain kegiatan. Kedua, merumuskan tujuan yakni remas kembali aktif, pengurus berwawasan manajemen, solid, dan kreatif selama September 2024. Ketiga, merumuskan premis berupa pemetaan dan analisis faktor penting yakni kemampuan pengurus, kemampuan pengajar, keminatan belajar agama, dan lainnya. Ketiga, merumuskan cara yakni: diklat manajemen; tema kajian tentang Tuhan dan ibadah; kegiatan remaja aktif kreatif berkelompok, fun, dan bil hikmah. Hal yang berbeda dari teori yakni terkait perumusan tujuan jangka pendek perlu memertimbangkan prioritas dan kerealistisan, proses analisis dalam menentukan alternatif solusi dengan mengaitkan faktor internal dan eksternal, serta merumuskan solusi dengan dasar efisiensi nonkeuangan</em></p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 yuni rasyezhttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/314Tahapan Dakwah Pemberdayaan pada Komunitas Muslim: Studi Kasus PKK Perumahan X Sidoarjo2025-02-10T03:37:34+00:00Rr. Febrina Prima Sariroro.febrina@gmail.com<p><em>Tahapan dakwah pemberdayaan pada komunitas muslim adalah sistematika kegiatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Bentuknya dengan meningkatkan kapasitas komunitas yang mayoritas muslim di PKK dalam rangka mengendalikan keuangan agar tidak lupa mencatat, salah menghitung, dan menghindari penyalahgunaan. Islam menganjurkan mencatat hutang dengan benar untuk menciptakan keadilan bersama dan ketundukan pada perintah Allah, seperti keuangan PKK perumahan X, pencatatannya kurang tertib dan terbuka. Kajian lain membahas tahapan meningkatkan kapasitas berbentuk penyuluhan, implementasi dan evaluasi. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif terapan teori tahapan pemberdayaan pada studi kasus empiris. Kajian ini bertujuan menerapkan tahapan peningkatan kapasitas PKK Perumahan X secara sistematis dan tuntas sehingga mampu mengelola keuangan dengan tertib, rutin, dan transparan. Kesimpulannya, PKK perlu menunjuk subyek yang kompeten dan amanah, perlu dengar pendapat para anggota, melakukan dakwah pengendalian keuangan secara tatap muka di moment arisan, pendampingan pencatatan keuangan secara digital, restaffing pengurus, sharing laporan rutin di grup, dan saling menasihati satu sama lain. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu dakwah bahwasanya untuk memajukan komunitas yang mayoritas muslim selain harus sistematis dan tuntas, juga harus diperlukan kemauan bersama menjaga amanah dan langkah-langkah yang tegas namun dengan adab komunikasi dakwah yang etis. </em></p>2025-01-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rr. Febrina Prima Sarihttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/338Narasi Pada Cerpen Dakwah: Studi Perbandingan Cerpen Bertema Tantangan Meramaikan Masjid2025-02-10T03:52:55+00:00Yuntarti Istiqomaliayuntarti@stidalhadid.ac.idDenkadeo Kevin Kosasiangkasaswara@gmail.com<p><em>Artikel ini membahas perbandingan narasi pada cerpen dakwah berjudul Dongeng Penunggu Surau dan Rumah Tuhan Al-Fatihah. Tujuan artikel ini hendak menemukan variasi menyusun narasi untuk menyampaikan tema tantangan meramaikan masjid. Rumusan tersebut dikaji secara kualitatif deskriptif, dengan cara membandingkan unsur-unsur narasi dan struktur narasi dari dua cerpen tersebut. Temuan yang dihasilkan: tokoh-tokoh pada cerpen pertama memiliki karakter yang konvensional dan pasrah, cerpen kedua tokoh-tokohnya memiliki karakter inisiatif dan terbuka. Rangkaian perbuatan tokoh pada cerpen pertama cenderung hanya menunggu kedatangan jamaah, sedangkan pada perbuatan tokoh pada cerpen kedua lebih inisiatif dan kreatif. Latar yang digunakan pada cerpen pertama di wilayah pedesaan, sedangkan cerpen kedua tidak terlalu menonjolkan latarnya. Cerpen pertama menggunakan sudut pandang orang ketiga, sedangkan cerpen kedua menggunakan sudut pandang orang pertama. Cerpen pertama menggunakan struktur narasi dimulai dari gangguan – puncak masalah – berdamai dengan masalah. Sedangkan cerpen kedua menggunakan struktur narasi dimulai dari gangguan – upaya penyelesaian – keseimbangan. Temuan ini merupakan referensi bagi dai ketika menulis cerpen yang temanya sudah pernah digunakan, agar pesan dakwah tersebut bisa ditekankan kembali kepada mad’u dengan cara yang berbeda.</em></p>2025-01-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Yuntarti Istiqomaliahttp://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/337Psikologi Komunikasi dalam Dakwah Nabi Muhammad kepada Anshar Pembagian Ghanimah Perang Hunain2025-02-10T03:28:20+00:00Sri Wahyunieswe.wahyuni87@gmail.com<p><em>Psikologi komunikasi menjelaskan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan melakukan pendekatan kejiwaan terhadap mad’u. Dengan psikologi komunikasi, seorang dai dapat menyampaikan pesan dakwah secara efektif. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad kepada kaum Ansar dalam pembagian ghanimah perang Hunain sangat efektif, ditinjau dari efek komunikasi yaitu membuat kaum Ansar menangis dan menyadari bahwa keberadaan Rasulullah sangat berarti. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari psikologi komunikasi. Tujuan ini adalah mendeskripsikan psikologi komunikasi dalam dakwah Nabi Muhammad kepada Kaum Ansar dalam pembagian ghanimah perang Hunain. Pendekatan teori yang digunakan adalah teori psikologi komunikasi. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil studi ini yaitu Dakwah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada kaum Ansar dalam pembagian harta rampasan perang Hunain mengandung psikologi komunikasi. Pesan dakwah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad mempertimbangkan aspek psikologis kaum Ansar yaitu pengetahuan, pengalaman, pengalaman rasa, kebutuhan. Psikologi pesan yang digunakan oleh Nabi Muhammad terdapat tiga yaitu pertama, pesan imbauan rasional bahwa ghanimah lebih banyak kepada masyarakat Mekkah bertujuan agar mereka sudi menerima Islam. Kedua, pesan imbauan emosional, menggugah perasaan evaluasi dan kerelaan yang rasional atas hasil pembagian harta rampasan perang Hunain. Ketiga, pesan imbauan ganjaran yang menjawab kebutuhan bahwa kehadiran Rasulullah bersama mereka bernilai tinggi, tidak sebanding dengan harta.</em></p> <p><em> </em></p>2025-01-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 sri wahyuni