Abstract
Pembaharuan Islam di Minangkabau awal abad ke-20 M melalui Surau Jembatan Besi atau Sumatra Thawalib Padang Panjang menunjukkan hasil yang lebih nyata dari pada Kaum Padri pendahulunya. Oleh karenanya penting untuk dikaji sebagai pelajaran bagi aktivis dakwah untuk melanjutkan upaya pembaharuan, mengingat potret sebagian umat Islam Indonesia yang tertinggal, jumud, menolak ilmu pengetahuan modern, dan lain-lain kerap dijumpai. Fokus masalah studi ini adalah gerakan dakwah pembaharuan dari Surau Jembatan Besi sampai Sumatra Thawalib Padang Panjang, sehingga melihatnya dalam perspektif sebagai institusi dakwah. Tujuan studi ini untuk memahami lebih jauh gerakan dakwah pembaharuan yang dilakukan. Metodologi studi kualitatif pustaka historis, dengan sumber data laporan penelitian dan studi terkait. Analisis data secara kualitatif historiografis, dipandu konsep gerakan dakwah pembaharuan. Hasil studi menunjukkan bahwa fenomena gerakan dakwah pembaharuan dari Surau Jembatan Besi sampai Perguruan Sumatra Thawalib Padang Panjang memiliki beberapa kekhasan, yaitu: pemanfaatan pranata sosial “surau” sebagai basis pembentukan pergerakan; latar belakang dan visi dakwah pembaharuan yang terkait penyakit masyarakat muslim Minangkabau; pola hubungan antara subjek dan mitra dakwah, mitra dakwah dibina dan diorganisir menjadi kader pembaharu; pesan dakwah pembaharuan untuk menjawab masalah terkait adat, tarekat, dan syariat; pengembangan metode dan media dakwah baru; efek dakwah yang menimbulkan pro dan kontra.