Abstract
Fokus kajian dalam studi ini adalah: (1) tantangan dan masalah psikologis yang dihadapi manajer dakwah, meliputi sebab, dampak bagi moril/keberanian, spirit/semangat perjuangan dalam melakukan syiar ajaran Islam, (2) esensi, fungsi, serta peran salat bagi pemecahan masalah/hambatan psikologis manajer dakwah dalam sejarah Nabi, (3) teknis memfungsikan salat untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi manajer dakwah. Pendekatan teori yang digunakan adalah psikologi existensial dengan teknis logoterapinya. Studi ini secara metodologi menggunakan studi literature. Adapun kesimpulan yang didapatkan: pertama, bahwa besarnya tanggung jawab, dinamika kerja, tantangan, dan hambatan yang dihadapi manajer dakwah dalam mengelola organisasi dakwahnya akan menekan secara psikologis (menciptakan kejenuhan, ketakutan gagal/ancaman kompetitor) bahkan menimpulkan sikap keputusasaan bila tidak tepat dalam memaknai stressor tersebut. Manajer dakwah perlu memaknai stressor tersebut sebagai sesuatu yang bermakna (hukum alamiah untuk melakukan perubahan, akan mengantarkan ke cita-cita dan mendapatkan ganjaran surga) bukan sesuatu yang mengancam saja. Kedua, salat adalah sistem yang senantiasa memberikan kesadaran secara teratur melalui perbandingan antara: (a) besarnya/sulitnya hambatan dakwah dengan kebesaran/kekuasaan Allah, (b) kerasnya perjuangan dengan siksa neraka bila berputus asa dengan meninggalkan kewajiban berdakwah, (c) pengkondisian kebebasan lingkungan yang dapat melalaikan/meredupkan semangat dalam menyebarkan ajaran tauhid dengan siksa jahanam dan jaminan surga bila tak pernah berputus asa dan konsisten dalam berdakwah. Ketiga, dalam teknis salat terdapat mekanismemekanisme pembangkitan kesadaran makna dibalik kesulitan, bencana, ancaman yang dihadapi para manajer dakwah.