open access

Abstract

Studi ini berangkat dari nilai penting kaderisasi kepemimpinan dan fenomena persoalan sistem kaderisasi kepemimpinan yang ala kadarnya pada organisasi dakwah. Dalam sejarah, Rasulullah telah terbukti mampu mengader pemimpin berkualitas pada organisasinya, maka penting bagi umat Islam, khususnya para pemimpin organisasi dakwah, untuk mempelajarinya. Studi ini bertujuan mendeskripsikan proses kaderisasi kepemimpinan organisasi dakwah Rasulullah. Dasar teoritis yang digunakan adalah konsep kaderisasi kepemimpinan/pengembangan talenta eksekutif Smiliansky dan Yukl, yang dikontekskan dalam organisasi dakwah, sedangkan metodolognyai kualitatif pustaka sejarah. Hasil studi menunjukkan bahwa proses kaderisasi kepemimpinan organisasi dakwah Rasul dilaksanakan dua tahapan, yaitu (1) identifikasi SDM talenta kepemimpinan dakwah, dan (2) pendidikan/pelatihan dan pengembangan kapabilitas SDM calon pemimpin. Dalam identifikasi talenta kepemimpinan dakwah, Nabi memprioritaskan SDM generasi pertama, yaitu kaum Muhajirin, mengingat bukti keimanan, loyalitas dan konsistensi kinerja dalam dakwah serta potensi kepemimpinan. Namun Nabi juga tetap mengidentifikasi talenta kepemimpinan dakwah dalam lapisan generasi SDM sahabat berikutnya, seperti di kaum Ansar, Muslimin pasca penaklukan Mekkah dan putra-putri Sahabat. Dalam proses pendidikan kepemimpinan dakwah, tahap awal menekankan pembentukan keimanan, visi keislaman, mentalitas dan moralitas kepemimpinan dakwah. Tahap selanjutnya berorientasi kemampuan penalaran/pemecahan masalah dan membangun komunikasi pribadi. Pendidikan kepemimpinan dakwah melalui forum pembelajaran, pelibatan dalam forum strategis, pembimbingan personal, serta penugasan sebagai pemimpin kelompok dakwah.