open access

Abstract

Dakwah adalah upaya internalisasi, transmisi informasi dan difusi nilai-nilai Islam dari dai kepada mad’uw dengan memperimbangkan beragam aspek dari mad’uw, termasuk aspek budaya. Takmir Masjid Assalafiyah Kedung Asem, Kelurahan Kedung Baruk, Surabaya melaksanakan dakwah kultural dengan memasukkan nilai-nilai Islam pada acara tradisi Jawa selamatan desa. Kegiatan tersebut berhasil menghadirkan jemaah kurang lebih 3000 orang meskipun dilaksanakan di lingkungan perkotaan. Keberhasilan kegiatan dakwah kultural tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masjid atau lembaga dakwah lainnya dalam pelaksanaan kegiataan dakwah kultural di masyarakat. Tulisan ini mendeskripsikan dakwah kultural dalam kegiatan selamatan desa yang diadakan takmir Masjid Assalafiyah. Dipandu oleh konsep dakwah kultural dari Acep Aripudin dan M. Sulthon. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi. Data diperoleh dari wawancara takmir, dokumentasi, dan observasi. Hasilnya dakwah kultural yang dilaksanakan melalui kegiatan selamatan desa merupakan akomodasi antara dua budaya yg berbeda, yaitu takmir Masjid Assalafiyah yang membawa nilai-nilai budaya Islam dan masyarakat Kedung Asem, yang kini didominasi warga pendatang dengan budaya Jawa Matraman. Bentuk interaksi yang terjadi secara umum bersifat akulturasi. Takmir Masjid berhasil memasukkan kegiatan yang bernuansa lebih Islami dalam tradisi selamatan desa Kedung Asem. Kegiatan dakwah kultural dapat digolongkan sebagai dakwah ummah dan terlaksana secara bottom-up.