open access

Abstract

Metode debat dapat dijadikan sabagai salah satu alternatif metode dalam komunikasi dakwah. Persoalannya, tidak jarang para pihak yang berdebat menggunakan ad hominem sebagai bagian dari strategi komunikasi untuk menyerang pihak lawan salah satunya yaitu: argumentum ad hominem.  Diantara jenis ad hominem sebagai strategi komunikasi ada bentuk yang lebih spesifik yaitu abusive ad hominem attack. Serangan ad hominem yang kasar akan berdampak negatif terhadap pihak yang berargumen serta kualitas dari debat itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan kemampuan dalam merespons serangan tersebut secara tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pola respons yang dikembangkan oleh Hamza Tzortzis dalam merespons serangan abusive ad hominem dari Prof. Lawrence Krauss. Untuk meneliti, menganalisis dan mendeskripsikan pola respons menggunakan metode kualitatif dengan model analisis isi (content analysis). Berdasarkan hasil kajian, pola respons Hamza meliputi:mengabaikan hal yang dianggap sebagai suatu kekeliruan [ignores the (assumed) fallacy], melakukan serangan balik atau derailment (counter fallacy) dan meminta pihak yang melakukan kekeliruan untuk merevisi atau memperbaiki pernyataan yang dipandang keliru (revise ‘fallacy’ x’).