Abstract
Karakter kepemimpinan etis sangat diperlukan oleh pemimpin dalam menggerakkan SDM dalam mencapai tujuan organisasi. Penerapan kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari dimensi moral yang melekat dalam diri pemimpin. Dalam sejarah Islam dikenal Nabi Muhammad yang merupakan sosok pemimpin agung karena beliau sebagai pemimpin senantiasa menggunakan kekuatan integritas moral/ prinsip etis dalam praktek penerapan kepemimpinannya. Salah satu bentuk penerapan prinsip kepemimpinan yang etis beliau jalankan dalam menangani masalah ghanimah perang Hunain. Nabi melakukan kepemimpinan dengan melibatkan dimensi kekuatan integritas moral/ prinsip etis, sehingga membuat kaum Anshar akhirnya menerima secara rasional keputusan Nabi. Studi ini bertujuan mengekplorasi penerapan kepemimpinan etis Nabi Muhammad kepada kaum Anshar dalam pembagian ghanimah perang Hunain. Adapun penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan etis Peter G. Northouse sebagai alat analisanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kepustakaan. Adapun hasil temuan penelitian ini adalah Nabi menunjukkan sikap menghormati dan bijaksana terhadap kaum Anshar, menunjukkan perilaku kepedulian dan keadilan kepada kaum Anshar, menjelaskan dasar berpikir dan tujuan keputusan ghanimah secara jujur dan objektif kepada kaum Anshar, membangun komunitas/ikatan melalui nilai organisasi dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya. Kepemimpinan beliau ini bisa menjadi panduan dan pijakan bagi manajer dakwah saat ini dalam menjalankan kepemimpinan teladan berbasis kekuatan moralitas dalam pengembangan organisasinya.