Abstract
Artikel ini membahas hubungan antara politik dan dakwah dengan menganalisis perilaku Nabi Muhammad saw dalam Sirah Nabawiyah. Memahami perbedaan dan hubungan keduanya penting untuk menghindari kerancuan dalam menafsirkan perilaku Nabi Muhammad saw dan memahami batasan peran agama dalam kehidupan sosial dan politik. Kerancuan penafsiran terhadap hal ini berpotensi memunculkan perilaku penyalahgunaan dakwah untuk kepentingan politik atau mengaburkan tujuan utama dakwah. Pendekatan kualitatif deskriptif berjenis multi-kasusĀ berdasarkan kajian pustaka digunakan dalam pembahasan tentang hal ini. Hasil kajian menemukan bahwa politik dan dakwah adalah dua konsep yang berbeda, namun memiliki ruang hubungan yang saling beririsan. Perbedaan mendasar antara politik dan dakwah terletak pada objek perilakunya. Politik adalah pengelolaan kekuasaan, sedangkan dakwah adalah mengelola keimanan/ketakwaan suatu pihak. Dalam beberapa kasus, Nabi Muhammad saw melakukan kegiatan politik murni atau dakwah murni, namun juga terdapat kegiatan yang mengandung unsur politik dan dakwah secara simultan. Hal ini menunjukkan bahwa politik dan dakwah dapat saling terkait dan memperkuat satu sama lain.