Abstract
Artikel ini membahas perbandingan narasi pada cerpen dakwah berjudul Dongeng Penunggu Surau dan Rumah Tuhan Al-Fatihah. Tujuan artikel ini hendak menemukan variasi menyusun narasi untuk menyampaikan tema tantangan meramaikan masjid. Rumusan tersebut dikaji secara kualitatif deskriptif, dengan cara membandingkan unsur-unsur narasi dan struktur narasi dari dua cerpen tersebut. Temuan yang dihasilkan: tokoh-tokoh pada cerpen pertama memiliki karakter yang konvensional dan pasrah, cerpen kedua tokoh-tokohnya memiliki karakter inisiatif dan terbuka. Rangkaian perbuatan tokoh pada cerpen pertama cenderung hanya menunggu kedatangan jamaah, sedangkan pada perbuatan tokoh pada cerpen kedua lebih inisiatif dan kreatif. Latar yang digunakan pada cerpen pertama di wilayah pedesaan, sedangkan cerpen kedua tidak terlalu menonjolkan latarnya. Cerpen pertama menggunakan sudut pandang orang ketiga, sedangkan cerpen kedua menggunakan sudut pandang orang pertama. Cerpen pertama menggunakan struktur narasi dimulai dari gangguan – puncak masalah – berdamai dengan masalah. Sedangkan cerpen kedua menggunakan struktur narasi dimulai dari gangguan – upaya penyelesaian – keseimbangan. Temuan ini merupakan referensi bagi dai ketika menulis cerpen yang temanya sudah pernah digunakan, agar pesan dakwah tersebut bisa ditekankan kembali kepada mad’u dengan cara yang berbeda.